AKULTURASI DALAM BATIK LASEM SEBAGAI IDE PERANCANGAN BUSANA WANITA STREETWEAR Acculturation in Batik Lasem as a Streetwear Women’s Fashion Design Idea Section Articles
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
ABSTRAK
Akulturasi budaya di Lasem tercermin dalam bentuk warisan kebudayaan masyarakat Tionghoa, salah satunya adalah batik Lasem. Batik Lasem merupakan batik pesisiran dengan ciri khas motif yang mengalami perubahan akibat akulturasi budaya, salah satunya motif batik pagi-sore. Batik Lasem motif pagi-sore merupakan contoh bentuk dari busana berkelanjutan karena dalam satu lembar kain batik terdapat dua desain motif yang berbeda, sehingga dapat memberikan kesan terdapat dua jenis busana. Keunikan dalam batik Lasem tersebut diangkat menjadi ide penciptaan koleksi busana jalanan bagi kaum dewasa muda. Tujuan perancangan ini adalah membuat satu koleksi busana wanita dengan gaya busana jalanan menggunakan batik Lasem motif pagi-sore, sehingga busana yang dihasilkan menampilkan prinsip berkelanjutan dan akulturasi budaya dalam siluet busananya. Perancangan ini dilakukan dengan menerapkan Batik Lasem motif pagi-sore melalui metode eksperimentatif dan pengembangan kreativitas dari unsur imaji Burung Hong dan Naga sebagai wujud akulturasi Budaya Tionghoa ke dalam manipulasi bordir pada koleksi busana. Melalui koleksi busana ini, batik Lasem diterapkan ke dalam siluet modest wear dengan bentuk busana klasik namun memberikan kesan modern. Hasil perancangan busana jalanan dengan batik Lasem sebagai material utama busana berkelanjutan ini dapat membantu pelestarian budaya dan meningkatkan kecintaan generasi muda terhadap batik Indonesia.
ABSTRACT
Cultural acculturation in Lasem is reflected in the form of Chinese cultural heritage, one of them is batik Lasem. Batik Lasem is a coastal batik with characteristic motifs that have changed due to cultural acculturation, such as the morning-dusk batik motifs. The morning-dusk batik Lasem motifs is an example of a form of sustainable clothing because in one piece of batik cloth there are two different motif designs, so it can give the impression that there are two types of clothing. The uniqueness in batik Lasem was adopted as an idea to create a streetwear collection for young adults. The purpose of this design is to create a collection of women's street fashion style using the morning-dusk Batik Lasem motif, so that the result clothing displays the sustainability and cultural acculturation principles in their silhouettes. This design was conducted by applying of morning-dusk batik Lasem motifs through experimental methods and developing creativity from the elements of the Hong Bird and Dragon images as a form of Chinese Culture acculturation into embroidery manipulation on clothing collection. Through this fashion collection, batik Lasem is applied to a modest wear silhouette with a classic form but gives a modern impression. The results of street style with batik Lasem design as the main material for sustainable clothing can help preserve culture and increase the younger generation’s love for Indonesian batik.